Punya banyak rumah dimana-mana ga menjamin salah satu bangunannya bakal kerasa kaya rumah. Ruangan yang luas ga menjamin orang-orang yang ada dirumah menuhin ruangannya. Meja makan juga bakalan tetep kosong, kalau mereka selalu makan sendiri. Karena yang dibutuhin bukan cuma harta, tapi juga tutur kata. Yang dibutuhin bukan cuma kemewahan, tapi juga pertemuan.
Kepala yang berisik, semuanya terasa mengusik. Usahaku sudah keras, begitu pula dengan doaku. Namun dalam kehidupan, hanya ada dua pilihan; berjuang, atau mati. Daripada mati dengan tangan kosong, lebih baik aku menang dengan wajah yang gosong, kan?
Tapi kalau dikatakan gagal, tidak juga. Berhasil? Apalagi. Bohong apabila aku mengatakan aku tidak kecewa. Bahkan, rasa kecewaku lebih besar daripada jika aku gagal. Entah sudah berapa kali aku merasakan hal seperti ini, aku tidak mau lagi. Tidak menang, juga tidak gagal— seperti pengecut. Namun, mau lari kemana lagi? Rasanya juga sudah kosong.
